Prof.Mohammad Yamin biografi

0 komentar

Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. Lahir di Talawi,Sawah Lunto,Sumatra Barat 24 Agustus 1903
a merupakan putra dari pasangan Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah yang masing-masing berasal dari Sawahlunto dan Padang Panjang. Ayahnya memiliki enam belas anak dari lima istri, yang hampir keseluruhannya kelak menjadi intelektual yang berpengaruh

Moh Yamin mendapatkan pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang, kemudian melanjutkannya ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Di AMS Yogyakarta, ia mulai mempelajari sejarah purbakala dan berbagai bahasa seperti Yunani, Latin, dan Kaei. Namun setelah tamat, niat untuk melanjutkan pendidikan ke Leiden, Belanda harus diurungnya dikarenakan ayahnya meninggal dunia. Ia kemudian menjalani kuliah di Recht Hogeschool (RHS yang kelak menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia), Jakarta dan berhasil memperoleh gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada tahun 1932.

Karya dan Karir

Mohammad Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya pertamanya ditulis menggunakan bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920. Karya-karya terawalnya masih terikat kepada bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik.
Pada tahun 1922,


Yamin muncul untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air; yang dimaksud tanah airnya yaitu Minangkabau di Sumatera. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan.
Himpunan Yamin yang kedua, Tumpah Darahku,


muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini sangat penting dari segi sejarah, karena pada waktu itulah Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes yang berdasarkan sejarah Jawa, muncul juga pada tahun yang sama.


Dalam puisinya, Yamin banyak menggunakan bentuk soneta yang dipinjamnya dari literatur Belanda. Walaupun Yamin melakukan banyak eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, ia masih lebih menepati norma-norma klasik Bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel sejarah, dan puisi. Ia juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.


Perjuangan
Semasa pendudukan Jepang (1942-1945), Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, ia terpilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam sidang BPUPKI, Yamin banyak memainkan peran. Ia berpendapat agar hak asasi manusia dimasukkan ke dalam konstitusi negara. Ia juga mengusulkan agar wilayah Indonesia pasca-kemerdekaan, mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta semua wilayah Hindia Belanda.


Soekarno yang juga merupakan anggota BPUPKI menyokong ide Yamin tersebut. Setelah kemerdekaan, Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama, dan Yamin dilantik untuk jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.
Setelah kemerdekaan, jabatan-jabatan yang pernah dipangku Yamin antara lain anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman (1951-1952), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953–1955), Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962).



Pada saat menjabat sebagai Menteri Kehakiman, Yamin membebaskan tahanan politik yang dipenjara tanpa proses pengadilan. Tanpa grasi dan remisi, ia mengeluarkan 950 orang tahanan yang dicap komunis atau sosialis. Atas kebijakannya itu, ia dikritik oleh banyak anggota DPR. Namun Yamin berani bertanggung jawab atas tindakannya tersebut. Kemudian di saat menjabat Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Yamin banyak mendorong pendirian univesitas-universitas negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Diantara perguruan tinggi yang ia dirikan adalah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat.




beliau dituduh melakukan gerakan perebutan kekuasaan pada 3 Juli 1946 dan dihukum penjara selama 4 tahun. Pada 17 Agustus 1948 ia mendapat pengampunan dari Presiden Soekarno dan sejak itu kiprahnya di dunia politik tak pernah surut hingga meninggalnya dengan menjadi anggota kabinet dan anggota legislatif.

Biografi HOS Tjokroaminoto

0 komentar
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Desa BukurMadiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 – meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun
beliau mempunyai 12 anak :
yaitu
  1.  Raden Mas  Oemar Djaman Tjokroprawiro, seorang pensiunan Wedana;
  2. Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto;
  3. Raden Ayu Tjokrodisoerjo, seorang istri almarhum mantan BupatiPurwokerto
  4. Raden Mas Poerwadi Tjokrosoedirjo, seorang bupati yang diperbantukankepada Residen Bojonegoro;
  5. Raden Mas Oemar Sabib Tjokrosoeprodjo, seorang pensiunan Wedanayang kemudian masuk PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia) dan Masyumiyang kemudian meninggal di Madiun di zaman yang terkenal denganistilah ’Madiun Affair
  6. Raden Ajeng Adiati;
  7. Raden Ayu Mamowinoto, seorang istri pensiunan pegawai tinggi;
  8. Raden Mas Abikoesno Tjokrosoejoso, seorang arsitek terkenal yang jugapolitikus ulung yang pernah menjadi ketua PSII dan sempat menjabatsebagai menteri di Kabinet Republik Indonesia;
  9. Raden Ajeng Istingatin;
  10. Raden Mas Poewoto;11.
  11. Raden Adjeng Istidjah Tjokrosoedarmo seorang pegawai tinggi kehutanan;
  12. Raden Aju Istirah Mohammad Soebari, seorang pegawai tinggiKementrian Perhubungan.
Tjokroaminoto adalah seorang anak yang pemberani. Karena keberaniannya pulalah maka semasa di bangku sekolah ia sering dikeluarkan dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain. Walaupun demikian, karena kecerdasan otaknya, beliau dapat juga masuk ke sekolah OSVIA (Opleidings School Voor Inlandsche Ambtenaren) di Magelang.

 pada tahun 1902 ia berhasil menyelesaikan studinya disana. Tidak begitu mengherankan sebenarnya beliau dapat masuk ke sekolah OSVIA tersebut, karena sudah menjadi tradisi anak-anak priyayi B.B. (Binnenland Bestuur disekolahkan oleh orangtuanya di Sekolah Ambtenar. Tentu saja dengan harapan dapat menjadi seorang pejabat dalam dunia priyayi. Sebagai seorang anak priyayi, Tjokroaminoto tentu saja dijodohkan olehorangtuanya dengan anak priyayi pula yaitu Raden Ajeng Soeharsikin, puteri seorang patih wakil bupati Ponorogo yang bernama Raden Mas Mangoensomo.

Raden Ajeng Soeharsikin, yang setelah menikah menjadi Raden Ayu Tjokroaminoto, dikenal sebagai seorang wanita yang sangat halus budi pekertinya, baik perangainya, besar sifat pengampunannya dan cekatan. Walaupun tidak tinggi pendidikan sekolahnya, namun ia sangat menyukai pengajaran dan pengajian agama. Menurut asal-usulnya, ia keturunan Panembahan Senopati dan Ki Ageng Mangir di Madiun. Keteguhan dan kecintaan Soeharsikin kepada suaminya dibuktikan sejak awal masa pernikahan yang ketika itu dirinya dipaksa untuk memilih antara berpisah dengan orang tuanya atau dengan Tjokroaminoto. Hal ini terjadi ketika Tjokroaminoto berselisih dengan mertuanya.

Perselisihan ini bermula dari perbedaan pandangan di antara keduanya. Tjokroaminoto tidak berhasrat menjadi seorang birokrat sedangkan mertuanya menginginkan tjokroaminoto menjadi birokrat sebab mertuanya masih bersifat kolot dan cenderung elitis. Pada waktuitu, Tjokroaminoto sudah masuk dunia BB, dunia kaum priyayi. Selama tiga tahun ia menjadi juru tulis patih di Ngawi. Perbedaan antara mertua dan menantu ini semakin hari semakin tajam. Sadar akan kenyataan yang dihadapinya, Tjokroaminoto pun mengambil tindakan nekat. Dia meninggalkan rumah kediaman mertuanya tersebut walaupun istrinya sedang mengandung anak pertamanya. Tindakan nekat Tjokroaminoto ini menimbulkan kemarahan bahkan kebencian mertuanya.

Mangoensoemo memaksa anaknya untuk bercerai dengan Tjokroaminoto sebab kepergiannya telah mencoreng martabat dan kehormatan keluarganya. Dihadapkan dengan situasi sulit ini, Soeharsikin secara tegas tetap memilih suaminya, Tjokroaminoto. Jawaban Soeharsikin itu membuat kedua orang tuanya tertegun dan tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika Soeharsikin telah melahirkan anak sulungnya, ia bersama anaknya meninggalkan rumah untuk menyusul Tjokroaminoto. Namun, ia berhasil ditemukan oleh pesuruh ayahnya yang menyusulnya.

Serikat Islam (SI) logo
Pada usia 35 tahun, Tjokroaminoto mencapai puncak karirnya sebagai pemimpin Sarekat Islam selama beberapa periode. Tetapi semua gerak langkahnya tidak akan berhasil, jika tidak mendapat dukungan dari istri tercintanya. Dengan ketaatan seorang istri pejuang yang juga ikut membanting tulang mencari nafkah dengan tiada rasa jerih payah. Hidup sang istri yang didorong oleh hati ikhlas dan jujur itu, akhirnya merupakan faktor yang terpenting pula, sehingga Tjokroaminoto menjadi manusia besar di Indonesia yang amat disegani oleh kawan maupun lawannya.

Di puncak popularitasnya Tjokroaminoto sampai disebut sebagai ‘Heru-Tjokro’, simbol datangnya Ratu Adil dalam kepercayaan Jawa. Istilah ‘Heru-Tjokro’ ini sendiri berasal dari terminologi Ratu Adil yang digunakan olehPangeran Diponegoro dengan gelar Sultan Abdul Hamid Herucakra KabirulMukminin Sayidin Panatagama Kalifatul Rasul Tanah Jawa atau lebih dikenaldengan sebutan ‘Herucakra.

Ratu Adil ini dipercaya akan membawa Jawakeluar dari kesengsaraan dan melepaskannya dari penjajahan. Hal ini semakindiperkuat dengan adanya julukan yang disematkan pemerintah kolonial kepadanyayaitu ‘ de Ongekroonde van Java ’ atau Raja Jawa yang tidak bermahkota atautidak dinobatkan.
Dengan gelar yang disematkan seperti itu maka amat wajar jikamasyarakat memiliki ekspektasi yang begitu besar terhadap Tjokroaminoto. Iadiyakini memiliki kemampuan atau kelebihan yang tidak dimiliki manusialainnya. Atau dalam perspektif agama sering disebut dengan Karomah

Sebagai pemimpin besar SI/PSII tak terasa Tjokroaminoto di tahun 1934telah berusia 52 tahun. Pada saat itu beliau sudah mulai sakit-sakitan. Walaupundemikian Tjokroaminoto sampai saat-saat terakhir hidupnya masih terus berjuangbersama SI, dan di kongres XX di Banjarnegara yang diadakan 20-26 Mei 1934 iamasih turut hadir dan inilah kongres SI terakhir yang dihadirinya setelah berjuang lebih dari 22 tahun lamanya di SI/PSII. Di kongres ini okroaminotomemberikan wasiat tertulis ’Program Wasiat  ’ yang merupakan suatu rencana’ Pedoman Umat Islam ’ dan disahkan oleh kongres. Sebelumnya oleh kongresXIX Batavia Maret 1933, ia diserahi tugas penting yang nampaknya hanyadipercayakan padanya untuk menyusun ’  Reglement Umum Bagi Umat Islam
’.Oleh Tjokroaminoto konsep ini diserahkan pada kaum PSII (Partai Sarikat IslamIndonesia) pada tanggal 4 Februari 1934 dan disahkan oleh kongres Banjarnegara1934.Kesehatan Tjokroaminoto sendiri sebenarnya telah menurun sejak kepulangannya dari Sulawesi akhir 1933, 

namun ia terus memaksakan diri untuk bekerja. Sesudah kongres Banjarnegara tersebut rekan-rekan separtainya terusmenasehatinya agar beristirahat dan mengurangi aktivitasnya, namun tidak jugadiindahkan oleh Tjokroaminoto. Tanggal 30 Agustus-2 September 1934 di Paresewaktu berlangsung konferensi wilayah PSII Jawa Timur, ia terlihat pucat danlemah. Tak lama kemudian anaknya, Anwar Tjokroaminoto yang selama initinggal di Jakarta mendapat kabar dari keluarga di Yogyakarta yang mengatakankondisi Tjokroaminoto mulai melemah. Ia mulai tidak bisa berjalan dan badannyamengalami kelumpuhan sebelah sehingga praktis ia hanya bisa terbaring di tempattidur. Akhirnya pada hari
Senin Kliwon, 10 Ramadhan 1353 H , atau tepatnya padatanggal 17 Desember 1934 H.O.S Tjokroaminoto menghembuskan nafasterakhirnya. Beliau dimakamkan di Kuntjen, Yogyakarta.
Sehubungan dengan meninggalnya Tjokroaminoto, 

para pimpinan PSIIpun berkumpul di Yogyakarta hari itu juga. Semisal Agoes Salim, Abikoesno, Kartosoewirjo, Wondoamiseno, Sangadji, dan lainnya. Kaum pergerakan yanglain pun menunjukkan duka cita yang mendalam atas wafatnya Tjokroaminoto.Dalam surat duka citanya Majelis Pertimbangan PPPKI tertanggal 17 Desemberatas nama rakyat Indonesia menyatakan turut berbelasungkawa atas wafatnyaTjokroaminoto. Sedangkan Hoesni Thamrin sebagai wakil resmi PPPKI, pada 21Desember datang berkunjung ke kantor PSII untuk menyatakan belasungkawa.
 Sementara Soekarno, mantan menantunya, menulis surat pada mantan istrinyayang juga anak pertama Tjokroaminoto untuk menyatakan duka citanya yangmendalam. Oetari mengaku terkejut menerima ucapan Soekarno ini dan tidak menyangka Soekarno akan menghubunginya.

Demikian pula pers memberiperhatian atas wafatnya Tjokroaminoto, ini bisa dibaca dalam pemberitaansejumlah surat kabar diantaranya ’Penindjauan’, ’Sinar Pasundan’, ’Sipatahunan’,’Pewarta Surabaja’, ’Matahari’, ’Het Indische Volk’, dan ’Politieke Tribune’.Bahkan Perhimpunan Indonesia Raja di Mesir memperoleh banyak ucapan dukadari umat Islam di Mesir.

Rakyat Indonesia jelas amat kehilangan salah satu putra terbaiknya. Makauntuk menghargai jasa-jasa dan sumbangsihnya kepada negara baik dalam bentuk tenaga, pikiran, bahkan harta benda yang tak dapat dihitung besarnya, berdasarkanS.K. Presiden RI. No.590/1961 Tjokroaminoto pun diangkat menjadi pahlawannasional.






Bung Hatta biografi

0 komentar

 Bung Hatta


Hatta dilahirkan pada 12 Agustus 1902 di Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat) dengan nama Muhammad Athar. Ia merupakan putra dari pasangan Mohammad Djamil asal Batu Hampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota dan Siti Saleha asal Kurai, Bukittinggi. Ayahnya merupakan anggota keluarga ulama terkemuka di Minangkabau yang meninggal saat Hatta berusia delapan bulan. Sedangkan ibunya datang dari keluarga pedagang yang terpandang..

Pada tangal 27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Pidato pengukuhannya berjudul "Lampau dan Datang".

 Perjuangan

Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karier sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Di kota ini Hatta mulai menimba pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia.

TJOKROAMINOTO
Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis.

Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat sebagai Bendahara. Ketika di Belanda ia bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah berkembang iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Ernest Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai orang buangan akibat tulisan-tulisan tajam anti-pemerintah mereka di media massa.

Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di sini Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, "Namaku Hindania!" begitulah judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kawin lagi. Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah musafir dari Barat bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya.

"Tapi Wolandia terlalu miskin sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku," rutuk Hatta lewat Hindania.
Pemuda Hatta semakin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, pengalaman sebagai Bendahara Jong Sumatranen Bond Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, dan diskusi dengan temannya sesama anggota JSB: Bahder Djohan. Setiap Sabtu, ia dan Bahder Djohan punya kebiasaan keliling kota.

Selama berkeliling kota, mereka bertukar pikiran tentang berbagai hal mengenai tanah air. Persoalan utama yang kerap pula mereka perbincangkan ialah perihal memajukan Bahasa Melayu. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian pekerjaan. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal organisasi dan pembiayaan penerbitan. Namun, “karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya.
Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa. Turki yang dipandang sebagai "Orang Sakit dari Eropa", memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan Inggris. Rentetan pantauan peristiwa tersebut ditulis Hatta menjadi serial tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca. Bahkan banyak surat kabar di tanah air yang mengutip tulisan-tulisan Hatta.
Penghargaan pada M.Hatta
Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002
Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di
 Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres.

Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) menginisiasi penerbitan Majalah Hindia Poetra oleh Indische Vereeniging mulai 1916. Hindia Poetra bersemboyan “Ma’moerlah Tanah Hindia! Kekallah Anak-Rakjatnya!” berisi informasi bagi para pelajar asal tanah air perihal kondisi di Nusantara, tak ketinggalan pula tersisip kritik terhadap sikap kolonial Belanda.
Pergerakan Hatta dalam Indische Vereeniging tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan, sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang daerah. Lagipula, nama Indische –meski masih bermasalah– sudah mencerminkan kesatuan wilayah, yakni gugusan Kepulauan Nusantara yang secara politis diikat oleh sistem kolonialisme Hindia-Belanda.

Hatta mengawali karier pergerakannya di Indische Vereeniging sebagai bendahara pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia.

Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging menyatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda. Dan dari sinilah ia bersahabat dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan, setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal: Indonesia Free.
Pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Bandaneira selama 6 tahun.
Pada tanggal 9 Maret 1943 setelah datangnya militer Jepang ke Indonesia, Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dimana Hatta dan Soekarno ditunjuk sebagai ketuanya. Soekarno berpikir bahwa ini akan menjadi cara agar mereka bisa mendapatkan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Pada bulan November 1943, usaha Hatta dan Soekarno untuk bekerja sama dengan pemerintah Jepang diakui oleh Kaisar Hirohito yang dihiasi dengan penghargaan di Tokyo.


Setelah gelombang Perang Pasifik mulai berbalik dengan kekalahan yang dialami oleh tentara Jepang, pemerintah Jepang membubarkan Putera dan diganti dengan Djawa Hokokai pada Maret 1944. Ketika kekalahan mulai membayang di pihak Jepang, Perdana Menteri Koiso Kuniaki mengumumkan pada bulan September 1944 bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan Indonesia dalam waktu dekat.
Sejak saat itu momentum mulai berkumpul untuk kemerdekaan Indonesia.

Didorong oleh sentimen nasionalis Indonesia dan didukung oleh simpatisan dari Jepang seperti Laksamana Maeda. Dalam hal Maeda, ia bahkan mendirikan sebuah forum diskusi yang disebut "Kemerdekaan Indonesia Centre" dan mengundang Hatta serta Soekarno untuk memberikan kuliah tentang nasionalisme. Hal ini diikuti pada bulan April 1945, dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI akan bertemu selama tiga bulan ke depan dan akan memutuskan hal-hal seperti konstitusi dan wilayah yang akan menjadi bagian dari Indonesia.

kumpulan Komik Lucu part 1

0 komentar






KH Agus Salim biografi

0 komentar

 

Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (berarti "pembela kebenaran"); lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.


Agus Salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab. Jabatan terakhir ayahnya adalah Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi Riau.
Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia.

Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana.

Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya.
Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi.

Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.

Perjuangan Dalam Politik


Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.
Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
anggota Volksraad (1921-1924)
  • anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
  • Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
  • pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Presiden Sukarno dan Agus Salim dalam tahanan Belanda, 1949.
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim dikenal masih menghormati batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.
Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Namanya kini diabadikan untuk stadion sepak bola di Padang.



Pattimura biografi

0 komentar
                                  Sultan Kasimillah
lahir di Hualoy, Seram Selatan .
Dia adalah bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali.

                                                        Perjuangan
Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.[2] Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.[3] mengingat pada masa itu banyaknya kerajaan

Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan [4] Kedatangan kembali kolonial Belanda

pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura [3] Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa.

Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.

Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia


(Ini adalah Versi Sejarah jika anda ingin Versi Pemerintah bukan disini)

Imam Bonjol Biografi

0 komentar


Biografi Tuanku Imam Bonjol (lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatra Barat 1772 - wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864), adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda, peperangan itu dikenal dengan nama Perang Padri di tahun 1803-1837. Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.

Nama dan gelar

Nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, yang lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatra Barat pada tahun 1772. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, ia memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam. Tuanku nan Renceh dari Kamang sebagai salah seorang pemimpin dari Harimau nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum Padri di Bonjol. Ia akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.


                                                    Riwayat perjuangan
Perang Padri

Tak dapat dimungkiri, Perang Padri meninggalkan kenangan heroik sekaligus traumatis dalam memori bangsa. Selama sekitar 20 tahun pertama perang itu (1803-1821) praktis yang berbunuhan adalah sesama orang Minang dan Mandailing atau Batak umumnya.

Pada awalnya timbulnya peperangan ini didasari keinginan dikalangan pemimpin ulama di Kerajaan Pagaruyung untuk menerapkan dan menjalan syariat Islam sesuai dengan Mazhab Wahabi yang waktu itu berkembang di tanah Arab (Arab Saudi sekarang). Kemudian pemimpin ulama yang tergabung dalam Harimau nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk mengajak Raja Pagaruyung Sultan Muning Alamsyah beserta Kaum Adat untuk meninggalkan beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam.

Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri (penamaan bagi kaum ulama) dengan Kaum Adat. Seiring itu dibeberapa nagari dalam Kerajaan Pagaruyung bergejolak, dan sampai akhirnya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang Pagaruyung pada tahun 1815, dan pecah pertempuran di Koto Tangah dekat Batu Sangkar. Sultan Muning Alamsyah terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan.

Pada 21 Februari 1821, kaum Adat resmi menyerahkan wilayah darek (pedalaman Minangkabau) kepada Belanda dalam perjanjian yang diteken di Padang, sebagai kompensasi kepada Belanda yang bersedia membantu melawan kaum Padri. Perjanjian itu dihadiri juga oleh sisa keluarga Dinasti Kerajaan Pagaruyung di bawah pimpinan Sultan Tangkal Alam Bagagar yang selamat dari pembunuhan oleh pasukan Padri.

Campur tangan Belanda dalam perang itu ditandai dengan penyerangan Simawang dan Sulit Air oleh pasukan Kapten Goffinet dan Kapten Dienema awal April 1821 atas perintah Residen James du Puy di Padang. Dalam hal ini Kompeni melibatkan diri dalam perang karena "diundang" oleh kaum Adat.

Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan paderi cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk menundukkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui Gubernur Jendral Johannes van den Bosch mengajak .pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat "Perjanjian Masang" pada tahun 1824. Hal ini dimaklumi karena disaat bersamaan Batavia juga kehabisan dana dalam menghadapi peperangan lain di Eropah dan Jawa seperti Perang Diponegoro. Tetapi kemudian perjanjian ini dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang Nagari Pandai Sikek.

Namun, sejak awal 1833 perang berubah menjadi perang antara kaum Adat dan kaum Paderi melawan Belanda, kedua pihak bahu-membahu melawan Belanda, Pihak-pihak yang semula bertentangan akhirnya bersatu melawan Belanda. Diujung penyesalan muncul kesadaran, mengundang Belanda dalam konflik justru menyengsarakan masyarakat Minangkabau itu sendiri [3]. Bersatunya kaum Adat dan kaum Paderi ini dimulai dengan adanya kompromi yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah yang mewujudkan konsensus Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (Adat berdasarkan Agama, Agama berdasarkan Kitabullah (Al-Qur'an)).

Rasa penyesalan Tuanku Imam Bonjol atas tindakan kaum Padri atas sesama orang Minang, Mandailing dan Batak, terefleksi dalam ucapannya "Adopun hukum Kitabullah banyak lah malampau dek ulah kito juo. Baa dek kalian?" (Adapun banyak hukum Kitabullah yang sudah terlangkahi oleh kita. Bagaimana pikiran kalian?)

Penyesalan dan perjuangan heroik Tuanku Imam Bonjol bersama pengikutnya melawan Belanda yang mengepung Bonjol dari segala jurusan selama sekitar enam bulan (16 Maret-17 Agustus 1837) juga dapat menjadi apresiasinya akan kepahlawanannya menentang penjajahan, serta rincian laporan G. Teitler yang berjudul Akhir Perang Paderi: Pengepungan dan Perampasan Bonjol 1834-1837.

Penyerangan benteng kaum Paderi di Bonjol oleh Belanda dipimpin oleh jenderal dan para perwira Belanda, tetapi dengan tentara yang sebagian besar adalah bangsa pribumi yang terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis, dan Ambon. Dalam daftar nama para perwira pasukan Belanda, terdapat Mayor Jendral Cochius, Letnan Kolonel Bauer, Mayor Sous, Kapten MacLean, Letnan Satu Van der Tak, Pembantu Letnan Satu Steinmetz. dan seterusnya, tetapi juga terda[at nama-nama Inlandsche (pribumi) seperti Kapitein Noto Prawiro, Inlandsche Luitenant Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, dan Merto Poero.

Terdapat 148 perwira Eropa, 36 perwira pribumi, 1.103 tentara Eropa, 4.130 tentara pribumi, Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen (pasukan pembantu Sumenep, Madura). Serangan terhadap benteng Bonjol dimulai orang-orang Bugis yang berada di bagian depan dalam penyerangan pertahanan Padri.

Dari Batavia didatangkan terus tambahan kekuatan tentara Belanda, dimana pada tanggal 20 Juli 1837 tiba dengan Kapal Perle di Padang, Kapitein Sinninghe, sejumlah orang Eropa dan Afrika, 1 sergeant, 4 korporaals dan 112 flankeurs. Yang belakangan ini menunjuk kepada serdadu Afrika yang direkrut oleh Belanda di benua itu, kini negara Ghana dan Mali. Mereka juga disebut Sepoys dan berdinas dalam tentara Belanda.

Penangkapan dan Pengasingan

Setelah datang bantuan dari Batavia, maka Belanda mulai melanjutkan kembali pengepungan, dan pada masa-masa selanjutnya, kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit, namun ia masih tak sudi untuk menyerah kepada Belanda. Sehingga sampai untuk ketiga kali Belanda mengganti komandan perangnya untuk merebut Bonjol, yaitu sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah liat yang di sekitarnya dikelilingi oleh parit-parit. Barulah pada tanggal 16 Agustus 1837, Bonjol dapat dikuasai setelah sekian lama dikepung.

Dalam bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat itu langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.

Mobil Tercanggih

0 komentar
Inilah Mobil-Mobil Tercanggih dan Termahal Dunia !

Assalamualaikum WR.WB


1. Pagani Zonda C12F


Pagani Zonda C12F, mobil ke-5 termahal di dunia
Ini adalah wallpaper keren dari mobil-mobil super terkeren di dunia.
Tapi bukan hanya itu. Ini adalah mobil-mobil super, dengan teknologi mesin tercanggih di dunia, material masa depan yang lebih kuat dari baja dan super ringan, dan dengan desain yang paling spektakuler.
Material canggih yang digunakan di hampir semua mobil super ini adalah material bernama Carbon Fiber, yang juga digunakan di pesawat ruang angkasa. Selamat menikmati.

2. Koenigsegg CCGT.
Ini adalah supercar dari Angelholm Swedia. Versi CCXR-nya adalah mobil sport "ramah lingkungan" yang pertama, "Green Car" dengan memakai biofuel dari ethanol. Versi CCXR ini juga dipilih Forbes sebagai salahsatu mobil terindah dalam sejarah.



3. Bugatti Veyron, Mobil Termahal di Dunia.
Harganya US$ 1.700.000. Materialnya terdiri dari Carbon Fiber, Titanium, dan Alumunium. Carbon Fiber adalah bahan khusus yang ringan tapi sangat kuat. Kecepatan max-nya bisa mencapai 400 km/jam! (Tapi ada satu mobil lagi yang lebih cepat). Mobil ini bisa melesat dari 0 ke 100 km/jam, hanya dalam waktu 2,5 detik, akselerasi mesin tercepat di dunia. Mesinnya yang dahsyat menggunakan Turbocharged W16 engine.




4. Lamborghini Reventon

Didesain berdasarkan model pesawat tempur, bahkan mempunyai G-Force Meter. Ini adalah mobil termahal kedua setelah Veyron, seharga US$ 1.600.000. Dibuat sangat terbatas dan telah habis terjual bahkan sebelum diproduksi. Ini adalah Lamborghini terkuat dan termahal yang pernah dibuat. Hanya akan diproduksi sebanyak 20 buah.




5. Ferrari Enzo.
Mobil super seharga US$ 1.000.000 (lelang). Menggunakan teknologi Formula 1, badan dari Carbon Fiber, bahkan memakai teknologi yang tidak diijinkan dipakai dalam Formula 1, seperti Active Aerodynamics dan Traction Control.




6. Lamborghini Gallardo (modifikasi Hamann, Jerman)




7. Maserati Birdcage




8. Lamborghini-C S1.



9. 2009 Alfa Romeo
Salahsatu konsultan otomotif Forbes Rob Myers menyebutnya sebagai "salahsatu benda terindah yang ada di dunia"



10. Frazer-Nash "Namir" Hybrid.

Mobil sport super hibrid tercepat di dunia, mesinnya bisa menggunakan sekaligus bensin dan listrik sehingga sangat irit. Namir berasal dari bahasa Arab berarti "Harimau".



11. SSC Ultimate Aero TT, Mobil Tercepat di Dunia.

Inilah mobil tercepat yang mengalahkan Bugatti Veyron, 413 Km/Jam. Mesinnya menggunakan Twin-Turbo V8 dan secara teoritis mampu mencapai kecepatan 439 km/jam. Kecepatannya diuji coba di tempat uji coba khusus NASA di Virginia. Buatan Amerika. SCC (pembuatnya) mengumumkan bahwa model baru Aero EV yang bertenaga listrik akan segera diproduksi.Super cepat, dan ramah lingkungan.



12. Lotec Sirius.
Mobil yang nyaris berbentuk seperti pesawat ruang angkasa ini terbuat dari Carbon Fiber dan Kevlar. Mampu mencapai kecepatan 400 km/Jam.

Pembunuhan Oleh Drone AS di Pakistan Melanggar HAM

0 komentar
Assalamualaikum WR.WB



Pillay: Pembunuhan Oleh Drone AS di Pakistan Melanggar HAM
IslamTimes - Seorang pejabat senior hak asasi manusia PBB mengatakan pembunuhan warga sipil dalam serangan udara non-sanksi PBB oleh drone atau pesawat tak berawak AS di Pakistan adalah ilegal dan melanggar hak asasi manusia.
Navi Pillay, Komisioner HAM PBB
Navi Pillay, Komisioner HAM PBB


Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Navi Pillay membuat pernyataan pada hari Kamis(7/6) pada akhir kunjungan empat hari ke Pakistan, di mana lebih dari 150 orang tewas dalam dua puluh serangan pesawat tak berawak AS sejak awal tahun.

"Serangan predator ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kepatuhan terhadap hukum internasional," tambahnya.

Komisaris mencatat bahwa menurut dia "pembunuhan dan melukai warga sipil tanpa pandang bulu dalam situasi apapun" telah melanggar norma-norma internasional hak asasi manusia.

Pillay juga menyerukan penyelidikan PBB atas korban sipil, yang menurutnya sulit untuk dilacak.

"Saya menyarankan kepada pemerintah bahwa mereka mengundang Pelapor Khusus PBB tentang Laporan Eksekusi atau Kesewenang-wenangan sehingga dia akan dapat menyelidiki beberapa insiden," katanya.

Washington mengklaim pesawat tak berawak telah menyerang militan, meskipun jumlah korban jelas menunjukkan bahwa warga sipil Pakistan adalah korban utama dari serangan non-sanksi PBB.

Pada hari Selasa (5/6), Kementerian Luar Negeri Pakistan memanggil kuasa usaha Biaya AS Richard Hoagland sehubungan dengan berlanjutnya serangan Drone Washington, mengatakan mereka melanggar kedaulatan Pakistan.

Namun, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan Washington akan melanjutkan serangan pesawat tak berawak di negara itu meskipun adanya keluhan dari Islamabad.

Point Blank Comic lucu

0 komentar
Assalamualaikum WR.WB



hahaha lucu bgt komiknya gan
agak BB++ sih tapi lucu ngakak hahahaa(satu pic dua seri)

gimana gan lucu gak PB komik ini

Senjata Paling mematikan

0 komentar
 Assalamualaikum WR.WB


1. DSR-Precision DSR 50 Sniper Rifle
DSR-Precision DSR 50 Sniper Rifle
DSR 50 adalah senapan sniper yang dimodifikasi untuk melesatkan peluru kaliber 0.50 dengan lebih kuat. Senapan ini buatan Jerman dengan desain tipre Bull-up.Bipod penyangga nya bisa dilipat dan pegangan depan lentur ditempatkan di bawah barel.

2. Thomson M1921 M1928 Sub-machine Gun/ Tommy Gun
Thomson M1921 M1928 Sub-machine Gun/ Tommy Gun
Thompson M1921 Submachine Gun diciptakan oleh John T. Thompson pada tahun 1919 di Amerika, dan termasuk senapan mesin ringan..

3. Uzi Sub-machine Gun
Uzi Sub-machine GunSenjata keren ini diciptakan oleh tentara Israel bernama Mayor Uziel Gal. SG

4. MG 3 Machine Gun from Germany
MG 3 Machine Gun from Germany
The MG 3 yang merupakan Senapan mesin multiguna buatan Jerman yang diciptakan untuk 7.62x51mm NATO catridge. Desain senjata ini juga berasal dari Perang Dunia II. MG3 ini dikembangkan di akhir 1950-an dan sampai sekarang masih digunakan oleh angkatan militer dilebih dari 30 negara. Hak Produksi atas senapan mesin ini dibeli oleh Italia, Spanyol, Pakistan, Yunani, Iran, Sudan dan Turki.

5. Kalashnikov AK 47 Assault Rifle from Russia
Kalashnikov AK 47 Assault Rifle from RussiaMikhail Kalashnikov dikembangkan AK-47 di Uni Soviet. Ini adalah senapan serbu berkekuatan gas dengan kaliber peluru 7.62x39mm. Senjata ini mulai dibuat pada Perang Dunia II dan setelah 1946; AK-47 resmi diperkenalkan untuk percobaan militer. Ak 47 merupakan senapan serbu terpopuler di dunia karena harganya yang murah, biaya produksi rendah dan kemudahan penggunaannya. Produksinya dilakukan di banyak negara dan digunakan oleh angkatan bersenjata berbagai negara serta dan teroris di seluruh dunia.

6. XM307 ACSW Advanced Heavy Machine Gun
XM307 ACSW Advanced Heavy Machine Gun
ACSW singkatan Advanced Crew Served Weapon. Senjata ini di desain dengan berat ringan agar dapat digunakan oleh 2 orang, dan bisa dipasang di kendaraan. Jarak tembak nya mencapai 2000 meter dan dapat merusak watercrafts, helikopter dan kendaraan lapis baja ringan. Senjata ini dirancang oleh tentara AS untuk menggantikan dan melengkapi pelontar granat MK 19
7. Heckler & Koch HK 416 Assault Rifle
Heckler & Koch HK 416 Assault Rifle
HK416 adalah senapan serbu yang dirancang dan diproduksi oleh Heckler & Koch. Ini adalah versi modifikasi dari karabin M4 Amerika dengan banyak perubahan, terutama sistem operasi gas baru dari Heckler & Koch G36. Penggunanya memiliki pilihan untuk membeli Upper Receiver baru, Buffer dan Drive spring untuk memperbaharui M4s atau membeli HK416 yang baru.

8. F-2000 Assault rifle
F-2000 Assault rifle
Senapan serbu F2000 dirancang oleh FN Herstal di Belgia. F2000 itu diperkenalkan pada tahun 2001 di sebuah pameran yang diselenggarakan di Abu Dhabi. Fitur-fiturnya termasuk sistem senjata modular dan kaliber NATO 5.56x45m kompak didesain dengan sistem Bull-up. Senapan ini terdiri dari dua bagian utama dan seorang pengaman tangan yang bisa dilepas dan dipasang di depan pemicu, Adapun keselamatan dalam api yang bersangkutan dipilih merangkap sebagai senjata petunjuk keselamatan dan mengamankan senjata api terhadap debit disengaja. Sistem pengamannya yang canggih membuat F-2000 salah satu senjata serang jarak dekat paling mematikan.

9. Accuracy International AS50 Snipe Rifle
Accuracy International AS50 Snipe Rifle
AS50 adalah senjata yang diproduksi oleh perusahaan Inggris bernama sebagai Akurasi Internasional. Fitur yang paling populer adalah senjata ini memungkinkan pengguna untuk membidik sasaran dari jarak jauh dengan akurasi yang tinggi. Senapan ini mudah dibawa, ergonomis dan ringan. Selain itu, pembongkaran dari AS50 yang bisa dilakukan dalam tiga menit tanpa penggunaan alat bantu. Fitur desain lainnya adalah mesin baja reciver yang terdiri dari 2 bagian, rel tambahan dan akurasi MOA 1,5. AS50 beratnya 14,1 kilogram (31 lb) ketika kosong dan berkapasitas lima peluru kaliber 0.50 di sebuah magazin yang bisa dilepas.

1o. Heckler-Koch HK MG4 MG43 Machine Gun
Heckler-Koch HK MG4 MG43 Machine Gun
Ini senapan mesin ringan dengan kaliber 5.56mm dirancang dan dikembangkan oleh Perusahaan Jerman Heckler & Koch. Diciptakan di akhir 1990-an dan pertama kali diperkenalkan pada September 2001. Produk ini memiliki desain yang ringan, yang memberikan keamanan maksimal bagi pengguna dengan keandalan yang tinggi dalam kondisi buruk. Selain itu, amunisinya juga dibuat oleh berbagai produsen yang berbeda tanpa perlu untuk menyesuaikan sistem gas. Awalnya desain ini dikenal sebagai MG43, dan sekarang senapan ini telah menggantikan senapan mesin lainnya karena fitur-fitur teknis yang lebih baik.

Konflik Iran Vs Amerika (lengkap)

0 komentar
Assalamualaikum WR.WB


Dalam tiga bulan terakhir ini konflik antara Iran dengan Amerika dkk memasuki episode baru yang bisa menjurus ke arah perang terbuka. Perang akan pecah jika Iran menutup Selat Hormuz. Iran akan menutup Selat Hormuz jika Uni Eropa merealisasikan sangsi embargo financial dan eksport minyak Iran pada bulan Juli nanti. Uni Eropa akan tetap menjatuhkan sangsi (mengikuti sangsi Amerika yang saat ini sudah berlaku) apabila Iran tidak menghentikan program nuklirnya. Dan Iran sudah menegaskan tidak akan menghentikan program nuklir yang menurutnya untuk tujuan damai.
Terlepas dari soal program nuklir dan ancaman penutupan Selat Hormuz, bagi Amerika dan sekutunya, Iran adalah kerikil yang mengganggu proyek internasional Amerika di kawasan itu. Menguasai kawasan Timur Tengah sangat penting bagi Amerika dalam rangka menahan laju India dan China yang sangat bergantung dengan minyak Timur Tengah, sekaligus mengeliminir pengaruh Rusia.
Sejak revolusi para mullah dibawah pimpinan Ayatullah Khoemeni pada tahun 1979 yang menumbangkan sekutu Amerika, Shah Reza Pahlevi, Iran telah menjadi target Amerika. Pendudukan Kedutaan Amerika di Teheran oleh para aktivis mahasiswa pada 4 November 1979 yang diikuti penyanderaan 52 orang diplomatnya selama 444 hari, merupakan peristiwa yang memalukan Amerika dan cukup menjadi alasan untuk memutuskan hubungan diplomatik pada 7 April 1980. Selanjutnya, dengan dalih HAM dan demokrasi Amerika gencar menjatuhkan berbagai embargo, operasi intelegent dan operasi militer.
Pada 24 April 1980, Amerika melakukan operasi militer dengan sandi “Operation Eagle Claw” sebagai pendahuluan penyerangan terhadap Iran. Operasi ini berakhir gagal, 8 anggota militer Amerika tewas dan beberapa ditahan. Penyerangan dihentikan seiring penandatangan Algiers Accords di Aljazair pada 19 Januari 1981. Sehari setelahnya, kedua pihak saling melepaskan tawanan.
Pada Januari 1984, Presiden Ronald Reagan mendeklarasikan Iran sebagai “a sponsor of international terrorism” dan menggalang negara-negara di dunia untuk tidak menjalin kerjasama dengan Iran. Pada 19 Oktober 1987, Amerika melakukan serangan terhadap Iran dengan sandi ”Operation Nimble Archer” dan gagal. Pada 18 April 1988, kembali Amerika melakukan serangan dengan sandi “Operation Praying Mantis” dengan menyerang posisi militer Iran di teluk Persia dan menenggelamkan satu buah kapal Frigate milik Iran. Angkatan Laut Amerika Serikat juga menyerang fasilitas minyak lepas pantai milik Iran. Sementara Iran meledakan ranjau di Selat Hormuz yang merusak kapal korvet Amerika Serikat, USS Samuel B. Roberts. Operasi militer ini merupakan yang terbesar dilakukan Angkatan Laut Amerika pasca Perang Dunia II. Serangan ini dilakukan ditengah situasi Iran sedang berperang melawan Irak dalam perang Irak – Iran (1980 – 1988).
Pada 3 Juli 1988, Angkatan Laut Amerika meluncurkan missile dari kapal cruiser USS Vincennes dan menghancurkan pesawat Airbus A300B2 milik Iran yang terbang di atas Selat Hormuz. Pesawat komersial berjadwal ini hancur, 290 masyarakat sipil dari 6 negara tewas termasuk 66 anak-anak. USS Vincennes berada di teluk Persia sebagai bagian dari “Operation Earnest Will”. Kepada PBB, Iran mengajukan peristiwa itu sebagai tindakan teroris oleh negara. Amerika menjawab bahwa itu sebagai “insiden yang tidak disengaja”.
Pada Oktober 1992, Amerika menetapkan sangsi atas kecurigaan terhadap Irak dan Iran yang diduga mengembangkan senjata pemusnah masal (WMD). Tahun 1994, Conoco (perusahaan minyak Amerika) menandatangani kontrak investasi minyak dengan Iran sebesar US $ 1 milyar. Merasa kecolongan, pada Maret 1995, Amerika menetapkan embargo total terhadap segala jenis investasi dan perdagangan.
Pada tahun 1993, Amerika mengeluarkan kebijakan “dual containment” dengan menerbitkan ILSA (Iran Libya Sanctions Act), yang berisikan sangsi bagi perusahaan-perusahaan diluar Amerika Serikat yang melakukan investasi di Iran dan Libya senilai diatas 40 Juta US$ setahun. Tahun 1996, kebijakan “dual containment” difokuskan kepada Iran, terbitlah ISA (Iran Sanction Act) yang merupakan pengetatan dari sangsi sebelumnya, yaitu pemberian sangsi kepada setiap perusahaan dari negara manapun yang melakukan investasi lebih dari 20 juta US$ per-tahun dalam industri minyak Iran.
Nuklir Pemicu Sengketa
Tahun 2000, Amerika dan Sekutunya mulai mempersoalkan program nuklir Iran yang dibalas Iran dengan mempersoalkan program nuklir Israel yang dimulai sejak tahun 1952 dengan bantuan Amerika dan Inggris. Program Nuklir Iran sebenarnya dimulai jauh sebelum Revolusi Islam, tepatnya pada Juni 1967 ketika pemerintah Shah Pahlevi atas dukungan AS dan Jerman mendirikan TNRC (Tehran Nuclear Research Center) dan memiliki reaktor nuklir berskala 5 megawatt. Memburuknya kondisi dalam negeri memaksa Iran menghentikan program nuklir sekaligus pemutusan kerjasama dengan Siemens Jerman. Di tahun 1991, Iran memulai kembali program nuklirnya dengan bekerjasama dengan China yang diawali dengan bantuan 1800 gr uranium untuk diproses sebagai bahan nuklir. Tahun 1995, Iran mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk mengembangkan program nuklir dengan target 23.000 megawatt pada tahun 2020 dari kapasitas 600 megawatt saat itu.
Pada Agustus 2001, Presiden Bush menandatangani sebuah rancangan undang-undang perpanjangan masa berlakunya ILSA menjadi sebuah Undang-undang resmi. Pada 29 Januari 2002, Presiden Amerika George W. Bush menyebut Iran bersama Iraq dan Korea Utara sebagai negara poros setan “Axis of evil”. Bush berupaya menyerang ketiga negara. Rencana serangan ke Korea Utara batal, karena Amerika tidak didukung sekutu dekatnya (Korsel dan Jepang) serta ditentang keras oleh China. Amerika mengalihkan ke Iraq, sambil mengintip Iran.
Tahun 2002 Iran menghentikan kerjasama dengan IAEA dan melarang segala bentuk pengawasan dan inspeksi terhadap program nuklir Iran. Iran beralasan IAEA bekerja tidak jujur dan menjadi bagian dari spionase Amerika dan Israel.
Usai Sadam Husein tumbang, pada Juni 2005, Amerika bersiap menyerang Iran.Persiapan dilakukan dengan mengambil markas di Azerbaijan. Diluar dugaan, Amerika mendapat perlawanan sengit dari kaum pejuang Irak, rencana penyerbuan ke Iran pun ditangguhkan. Amerika kemudian menggunakan kelompok Jundullah untuk melakukan teror dan sabotase terhadap berbagai kepentingan Iran. Dalam aksinya ini, Jundullah berhasil membunuh sekitar 400 tentara Iran. Jundullah sendiri merupakan kelompok militan Islam yang berbasis di Waziristan, Pakistan, yang diorganisir dan didanai Amerika. ABC (the American Broadcasting Company) mengungkapkan hal ini dengan mengutip The Washington Times pada 3 April 2007. Amerika juga mensponsori dan menggunakan kelompok minoritas Ahwazi Arab dan Baluchi untuk melakukan operasi dibawah kendali CIA dan the Joint Special Operations Command (JSOC) hingga tahun 2008. Sasaran utama operasi ini adalah serangan terhadap pasukan Garda Revolusi Iran.
Menginjak tahun 2006, Amerika berhasil menggalang dukungan PBB untuk menjatuhkan sangsi terhadap Iran terkait program nuklir. Sejak itu setidaknya ada lima sangsi krusial yang dijatuhkan PBB kepada Iran. Iran menolak mentaati sangsi dengan alasan nuklir Iran untuk kepentingan damai dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri, bukan untuk kepentingan militer sebagaimana yang dituduhkan Amerika dan sekutunya.
Untuk meredakan kecurigaan Amerika dan sekutunya, Iran menawarkan eksporturanium untuk pengayaan di luar negeri, namun ditolak Amerika. Amerika bahkan lebih agresif melakukan berbagai operasi di Iran, terutama operasi intelejen, teror dan sabotase. Korban pertama operasi yang menyasar fasilitas nuklir Iran adalah Ardeshir Hoseynpur, seorang ahli nuklir Iran, yang tewas akibat gas beracun pada Januari 2007.
Berbagai Sangsi PBB Kepada Iran Terkait Program Nuklir
Waktu
Issue
Keterangan
24 September 2005
IAEA mengeluarkan resolusi untuk membawa isyu nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB
5 April 2006
Resolusi DK PBB
Meminta Iran untuk dalam waktu 30 hari menghentikan program nuklirnya dan memperbolehkan IAEA untuk melakukan inspeksi
31 Juli 2006
Resolusi DK PBB No 1696/2006
Meminta Iran untuk dalam waktu satu bulan menghentikan program nuklirnya atau akan dikenai embargo ekonomi
2006
Resolusi DK PBB No 1737/2006
Melarang negara-negara untuk membantu atau menjual alat atau bahan atau teknologi yang memungkinkan digunakan Iran untuk menjalankan program nuklir
2007
Resolusi DK PBB No 1747/2007
Pembekuan aset-aset berharga Iran dan sangsi bagi personal atau negara yang membantu pengembangan nuklir Iran
2008
Resolusi DK PBB No 1803/2008
Memerintahkan Iran untuk secepatnya menghentikan pengayaan uranium serta riset-riset tentang uranium
Juni 2010
Resolusi DK PBB No 1929/2010
Memperketat sangsi dalam bidang perdagangan, finansial dan investasi terhadap industri minyak dan gas
Tanggal 23 Maret 2007, Iran menangkap 15 Marinir Inggris yang berupaya melakukan penyusupan ke wilayah Iran. Inggris dan Amerika meradang, pada Oktober 2007 Amerika menjatuhkan sangsi terhadap Bank Sepah, Bank Arian, Bank Kargoshaee, Bank Melli dan Bank Saderat sebagai upaya blokade perdagangan Iran. Ketegangan semakin meningkat di Januari 2008, ketika Angkatan Laut Amerika dan Iran sudah saling berhadapan di Selat Hormuz. Pada Juni 2008, Iran melakukan blokade Selat Hormuz selama lima jam sebagai respon rencana penyerangan Israel.
Pada April 2009, kembali Amerika menjatuhkan sangsi IRPSA (the Iran Refined Petroleum Sanctions Act of 2009) yang berisi ancaman kepada pihak yang terlibat dalam industri penyulingan minyak Iran. Pada 18 Juni 2009, Inggris membekukan aset Iran senilai $1.59 miliar. Pada 19 November 2009, Amerika menambahkan sangsi IRPSA meliputi pelarangan penjualan peralatan eksplorasi minyak dan gas terhadap Iran, baik itu yang dilakukan negara, perusahaan maupun individu. Pada 26 Juli 2010, Uni Eropamengesahkan sanksi untuk membatasi kegiatan investasi minyak dan gas dalam upaya membatasi produksi gas alam Iran.
Pada November 2011, IAEA mengeluarkan laporan mengenai program nuklir Iran, bahwa kemajuan program nuklir Iran telah sampai pada tahap kemampuan membuat hulu ledak untuk rudal nuklir. Iran diminta menghentikan program nuklirnya atau akan dijatuhkan embargo terhadap eksport minyak Iran.
Presiden Iran, Ahmadijenad, mengatakan bahwa Iran tidak akan menghentikan program nuklir yang ditujukan untuk kepentingan damai dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Fasilitas pengayaan uranium Natanz hanya menghasilkan uranium dengan kadar 20 persen, sementara untuk membuat senjata nuklir dibutuhkan uranium berkadar 90 persen. Sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Hal itu dibuktikan pada 4 September 2011 dimana PLTN Bushehrtelah mampu menyalurkan listrik ke berbagai gardu listrik.
Ahmadinejad juga menegaskan bahwa Iran tidak berambisi membangun senjata nuklir, daripada biaya untuk membangun senjata nuklir lebih baik untuk mengembangkan budaya dan sastra. “Anggaran Iran untuk riset nuklir hanya 250 juta dolar AS, sementara Presiden Obama telah menambah alokasi 81 miliar dolar AS untuk meningkatkan teknologi bom nuklir mereka di tahun ini saja, Amerika punya 5.000 Hulu Ledak Nuklir, mengapa hanya Iran yang diributkan. Negara-negara macam USA inilah yang berbahaya. Bukannya Iran.” kata Ahmadinejad, sebagaimana dikutip dari Irib (26/1/2011).
Iran merasa diperlakukan tidak adil dalam hal ini, karena semakin Iran kerjasama dengan IAEA semakin Iran dipojokkan. Iran menuduh bahwa IAEA adalah boneka Amerika-Israel yang berkonspirasi untuk menghancurkan Iran. Pada 11 Januari 2012, Mustafa Ahmadi-Roshan (direktur pengayaan uranium Natanz) tewas usai ditemui sejumlah anggota IAEA ketika melakukan inpeksi terhadap nuklir Iran. Pola serangan terhadap Mustafa mirip dengan korban-korban sebelumnya dan selalu berkaitan dengan IAEA.
Beberapa Serangan Terhadap Iran Yang Ditujukan Untuk Menghambat Program Nuklir Iran
Waktu
Serangan
Keterangan
Januari 2007
Ardeshir Hoseynpur (Ahli fisika nuklir Iran)
Tewas akibat gas beracun
Juni 2009
Shahram Amiri (Anggota Organisasi Energi Atom Iran dan peneliti di Universitas Teheran)
Diculik saat berada di Arab Saudi. Pada 13 Juli 2010, berhasil melarikan diri dan berlindung di Kedutaan Besar Pakistan di Washington, D.C. dan atas bantuan Pakistan Shahram Amiri dapat dipulangkan ke Iran.
12 Januari 2010
Masoud Ali Mohammadi (Profesor fisika senior Universitas Teheran)
Tewas akibat bom sepeda motor yang meledak di dekat mobilnya
29 November 2010
Majid Shahriari (profesor fisika nuklir khusus dalam bidang transportasi neutron)
Tewas dengan serangan bom yang diletakkan pada sebuah sepeda motor dekat mobilnya
November 2010
Fereidoun Abbasi (kepala badan atom Iran)
Diserang dengan bom, hanya menderita luka
23 Juli 2011
Darioush Rezaei
Tewas ditembak tepat di tenggorokan di depan putrinya di Teheran.
12 November2011
Jenderal Hassan Therani Moghaddam (Kepala program riset rudal Iran)
Hasan dan 17 pegawai tewas, akibat serangan pada instalasi pembuatan rudal balistik di Bidganeh
11 Januari 2012
Mostafa Ahmadi Roshan (Direktur fasilitas pengayaan uranium Natanz)
Tewas akibat serangan bom mobil yang ditempelkan oleh dua pengendara motor
Duta Besar Iran untuk PBB, Eshagh Al Habib, dalam pidatonya di depan DK PBBtanggal 19 Januari 2012, mengatakan ada indikasi kuat bahwa para “teroris” pembunuh Ahmadi-Roshan berhasil melakukan aksi kejinya berkat informasi yang diperoleh dari sejumlah badan PBB dan IAEA (International Atomic Energy Agency). Iran hanya memberikan data soal program nuklirnya kepada IAEA, termasuk nama-nama pakar nuklir yang dimiliki Iran.
ACIS (Arabic Center for Iranian Studies), sebuah Pusat Pengkajian Iran di Arab mengatakan para pemeriksa dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyerahkan nama-nama ilmuwan nuklir Iran ke Mosad. Sebuah media Jerman, Derspiegel, mengatakan hal serupa berdasar informasi yang layak dipercaya.
Intelejen Iran melaporkan bahwa sejak setahun ini, skala dan kualitas serangan lebih masif. Pada bulan Mei 2011, Iran menangkap 30 orang yang melakukan kegiatan spionase untuk AS. Pada 17 Desember 2011, Kementerian Intelijen Iran juga mengumumkan telah menangkap seorang mata-mata yang merupakan staf analis CIA yang bertugas menembus aparat intelijen Iran.
Amerika juga mengirimkan pesawat mata-mata paling canggih yang dimilikinya, yaitu RQ-170 Sentinel. Namun pada 4 Desember 2011 Iran berhasil menangkap RQ-170 dengan kerusakan minim. Amerika minta pesawatnya dikembalikan, tapi Iran mengembalikannya dalam bentuk replika berukuran 1/80 dari ukuran aslinya yang telah diproduksi masal dan dijual luas sebagai mainan anak-anak seharga US$ 4 dolar (Rp 36 ribu). Selain akan mengembangkan pesawat serupa, Iran juga berniat memberikan prototypenya ke Rusia dan China, dua negara raksasa yang juga musuh besar Amerika.
RQ-170 adalah pesawat mata-mata tanpa awak yang dirancang sebagai pesawat siluman yang tak terlacak radar. RQ-170 dibuat oleh Lockheed Martin AS dengan panjang 26m, lebar 4,5m dan tinggi 1,84m, dilengkapi sistem pengumpulan data modern di bidang elektronik, visual, komunikasi, dan sistem radar. Kemampuan Iran melacak dan menangkap RQ-170 dalam keadaan utuh mengejutkan dunia. Selama ini dipercaya bahwa penguasaan terknologi tersebut masih terbatas pada Amerika dan Israel. Tetapi Iran mampu meladeni perang elektronik dari kedua negara tersebut. Bahkan pesawat sejenis dengan teknologi yang lebih canggih milik Israel, baru-baru ini juga jatuh ketika tengah dalam persiapan melakukan tugasnya ke Iran. Eric Schmidt, CEO Google Inc, dalam wawancara dengan CNN mengakui kemampuan luar biasa dari para ahli perang cyber Iran, terutama keberhasilannya menangkap RQ-170.
Serangan dalam perang elektronik lain adalah serangan terhadap program sentrifugal nuklir Iran dengan menyusupkan virus Stuxnet-worm. Serangan mampu dijinakkan Iran dalam beberapa hari. Pakar Kapersky, yang merupakan perusahaan penyedia antivirus terkemuka di dunia, merasa kagum dengan kesigapan Iran tersebut. Dalam panggung perang elektronik ini, Iran juga berupaya menunjukkan kemahiranya dengan mengacak siaran VOA, BBC, Deutsche Welle, Voice of America berbahasa Persia, layanan Free Radio, Farda Radio, dan layanan Free Radio Europe/Radio Liberty.
Embargo Gagal, Amerika Siapkan Perang
Berbagai perang ekonomi yang dilancarkan Amerika dan sekutunya sejak 1980 hingga saat ini, tidak banyak menuai hasil. Juga dengan sangsi terbaru yang diharapkan membuat berbagai negara memutuskan hubungan dagang dengan Iran. Pada 26 Januari 2012, India tetap mendatangkan minyak dari Iran yang merupakan pemasok 12 persen dari kebutuhan minyak mentah India. Untuk transaksi ini India membayar dengan mata uang rupee yang kemudian dapat digunakan oleh Iran untuk membayar berbagai impor dari India. Sebelumnya India menggunakan US $ untuk membayar minyak Iran. Pada 3 Februari 2012, Cina juga mengirim dua supertanker untuk membawa sekitar 2 juta barel minyak mentah dari Iran ke Pulau Khark, Cina. Dua kapal lainnya, Davar dan Hoda, juga telah berada di terminal minyak Iran untuk mengangkut 2,4 juta metrik ton minyak mentah menuju Cina.
Tiga puluh dua tahun hidup dalam embargo tidak membuat Iran lemah. Demikian pula selama 32 tahun dalam ancaman perang tidak membuat Iran ciut nyali. Namun kini,demi mencermati gelar militer dari kedua belah pihak, sulit dipercayai bahwa ini hanya dalam rangka “deterence”. Chief Editor of the Russian National Defense magazine, Igor Korotchenko,meramalkan bahwa perang akan segera terjadi antara Amerika Serikat dan Iran. Amerika akan terus mendorong berbagai sangsibagi Iran dan berharap Iran benar-benar memenuhi ancamannya akan menutup Selat Hormuz. Dengan demikian Amerika mempunyai alasan untuk segera menyerang Iran yang sudah beberapa kali tertunda karena lemahnya alasan. Atas dasar terganggunya kepentingan internasional, Amerika berharap mendapat dukungan internasional.
Damai mungkin jalan terbaik, tapi sengketa selama 32 tahun nampaknya membuat Amerika sudah kehabisan kesabaran. Akankah kedua belah pihak menyelesaikan urusannya di Selat Hormuz pada Juli nanti??
Copyright © Garis Horizontal